Banyak syair lagu-lagu baik pop, rock, dangdut
ataupun aliran yang lainnya menggunakan kata-kata yang enteng-enteng saja, tidak dalam maknanya. Namun banyak juga lagu yang
syairnya enteng namun maknanya sangat mendalam. Pernah dengar judul lagu dangdut “Senyum membawa luka?”
isi syairnya memang enteng, tapi maknanya selera internasional
lho. Mau bukti?
Masih ingat senyum Amrozi terpidana teroris yang telah
dihukum mati itu? Senyum Amrozi menjelang kematiannya cukup membawa
luka banyak orang wabil khusus pemerintahan
Amerika dan Australia. Kedua negara ini benar-benar-benar murka melihat
senyum sosok yang sangat dibenci karena telah membunuh sejumlah warganya.
Mereka membayangkan, dengan hukuman mati itu Amrozi pucat seperti mayat, hingga
meraka bisa teriak, ”rasain lu!” namun beda cerita karena ketika beliau hendak
dihukum mati raut muka beliau tidak menampakkan kegelisahan ataupun penyesalan
bahkan beliau malah senyum menyeringai yang membawa luka pada pihak yang tidak
menyukainya.
Berikutnya Angie yang telah divonis
yang konon katanya ringan itu. Selama persidangan, Angie selalu nampak modis,
dan di luar ruang sidang kerap mengumbar senyum. Senyum inilah yang membuat
banyak pihak terluka. Salah satunya Ratna Sarumpaet yang jarang tersenyum itu.
Senyum Angie membuatnya tidak bisa tidur nyenyak dan gundah gulana.
Perseteruannya dengan FPI saja cukup menguras energi, ditambah senyum Angie.
Kedongkolannya dituliskan dalam sebuah status: “Moral apa yang kita janjikan
pada anak-anak Indonesia kalau media terus menjajakan senyum TIDAK TAU MALU
Angelina Sondakh? Media tidak salah perempuan koruptor ini TIDAK SEDIKITPUN
MERASA BERDOSA. Tapi Media jangan larut dengan RATING. Hiburan mayoritas anak2
Indonesia adalah nongkrong di depan Televisi.”
Mari flashback
sejenak ke masa orde baru. Presiden Soeharto waktu itu disebut “Jenderal yang
selalu tersenyum.” Pada awal menjelang reformasi, senyum itu banyak membuat
luka para aktivis. Seolah senyum itu mengecilkan dan mengejek gelombang gerakan
reformasi.
Senyum Amrozi, Angie,
Soeharto membuktikan bahwa senyum bukan sekadar tarikan 16 otot muka, atau
menggugurkan teori jurnal Psycological Science yang menyebut usia orang
yang sering tersyenyum lebih lama 7 tahun dibandinkan dengan yang tidak pertnah
tersenyum. Buktinya, setelah senyum menyeringai yang menghebohkan itu, dalam
hitungan jam Amrozi meninggal oleh peluru sang eksekutor.
Barangkali suatu
saat dipelukan peraturan baru perihal larangan tersenyum bagi teroris,
koruptor, dan presiden yang betah 32 tahun berkuasa. Misalnya, bagi koruptor
yang tersenyum di depan umum akan ditambah hukumannya. Tentu saja peraturan itu
bisa membuat banyak orang tersenyum, lumayan memperpanjang umur 7 tahun kepada
banyak orang.
SAMARI = Salam
Lima Jari, tulisan dari orang kampong!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar