-->

Senin, 21 Januari 2013

Senyum Membawa Luka


Banyak syair lagu-lagu baik pop, rock, dangdut ataupun aliran yang lainnya menggunakan kata-kata yang enteng-enteng saja, tidak dalam maknanya. Namun banyak juga lagu yang syairnya enteng namun maknanya sangat mendalam. Pernah dengar judul lagu dangdut “Senyum membawa luka?” isi syairnya memang enteng, tapi maknanya selera internasional lho. Mau bukti?
Masih ingat senyum Amrozi terpidana teroris yang telah dihukum mati itu? Senyum Amrozi menjelang kematiannya cukup membawa luka banyak orang wabil khusus pemerintahan Amerika dan Australia. Kedua negara ini benar-benar-benar murka melihat senyum sosok yang sangat dibenci karena telah membunuh sejumlah warganya. Mereka membayangkan, dengan hukuman mati itu Amrozi pucat seperti mayat, hingga meraka bisa teriak, ”rasain lu!” namun beda cerita karena ketika beliau hendak dihukum mati raut muka beliau tidak menampakkan kegelisahan ataupun penyesalan bahkan beliau malah senyum menyeringai yang membawa luka pada pihak yang tidak menyukainya.
Berikutnya Angie yang telah divonis yang konon katanya ringan itu. Selama persidangan, Angie selalu nampak modis, dan di luar ruang sidang kerap mengumbar senyum. Senyum inilah yang membuat banyak pihak terluka. Salah satunya Ratna Sarumpaet yang jarang tersenyum itu. Senyum Angie membuatnya tidak bisa tidur nyenyak dan gundah gulana. Perseteruannya dengan FPI saja cukup menguras energi, ditambah senyum Angie. Kedongkolannya dituliskan dalam sebuah status: “Moral apa yang kita janjikan pada anak-anak Indonesia kalau media terus menjajakan senyum TIDAK TAU MALU Angelina Sondakh? Media tidak salah perempuan koruptor ini TIDAK SEDIKITPUN MERASA BERDOSA. Tapi Media jangan larut dengan RATING. Hiburan mayoritas anak2 Indonesia adalah nongkrong di depan Televisi.”
Mari flashback sejenak ke masa orde baru. Presiden Soeharto waktu itu disebut “Jenderal yang selalu tersenyum.” Pada awal menjelang reformasi, senyum itu banyak membuat luka para aktivis. Seolah senyum itu mengecilkan dan mengejek gelombang gerakan reformasi.
Senyum Amrozi, Angie, Soeharto membuktikan bahwa senyum bukan sekadar tarikan 16 otot muka, atau menggugurkan teori jurnal Psycological Science yang menyebut usia orang yang sering tersyenyum lebih lama 7 tahun dibandinkan dengan yang tidak pertnah tersenyum. Buktinya, setelah senyum menyeringai yang menghebohkan itu, dalam hitungan jam Amrozi meninggal oleh peluru sang eksekutor.
Barangkali suatu saat dipelukan peraturan baru perihal larangan tersenyum bagi teroris, koruptor, dan presiden yang betah 32 tahun berkuasa. Misalnya, bagi koruptor yang tersenyum di depan umum akan ditambah hukumannya. Tentu saja peraturan itu bisa membuat banyak orang tersenyum, lumayan memperpanjang umur 7 tahun kepada banyak orang.

SAMARI = Salam Lima Jari, tulisan dari orang kampong!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar