Untuk pertama kalinya dalam sejarah, manusia bisa hidup sehat di
atas usia 60 tahun. Inilah salah satu keajaiban dari
dunia kedokteran modern yang telah berhasil memusnahkan beragam penyakit
mematikan bagi manusia. Di abad-abad sebelumya, orang yang berusia 50 tahun
sudah dianggap sebagai luar biasa. Mayoritas hanya menikmati hidup sampai usia
40 atau bahkan 30 tahun, karena dihantam penyakit, atau kecelakaan maut
lainnya. Namun, jika dipikirkan lebih
dalam, 70 tahun usia manusia modern, dengan asumsi dukungan pelayanan kesehatan
yang memadai, pun termasuk pendek, terutama jika dibandingkan dengan usia alam
semesta yang lebih dari milyaran tahun
lamanya. Di dalam hidup yang pendek tersebut, banyak orang hidup menderita, entah menderita secara fisik, atau batin. Banyak orang harus berjuang keras, sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Di sisi lain, banyak orang mengalami kehampaan hidup yang akut, sehingga mereka mengalami masalah kejiwaan.
lamanya. Di dalam hidup yang pendek tersebut, banyak orang hidup menderita, entah menderita secara fisik, atau batin. Banyak orang harus berjuang keras, sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Di sisi lain, banyak orang mengalami kehampaan hidup yang akut, sehingga mereka mengalami masalah kejiwaan.
Ini terjadi, pada hemat saya,
karena banyak orang menghabiskan hidupnya untuk hal-hal yangtidak esensial, atau tidak “penting”. Mereka
menjalani hidup yang palsu, karena
dipaksa oleh pihak-pihak luar, entah oleh keluarga, tradisi, atau agama. Mereka terjebak pada budaya massa, sehingga seringkali
terbawa arus jaman, tanpa bisa melawan. Mereka juga seringkali hidup untuk
menumpuk harta, dan lupa mencintai,
atau bahkan sekedar tertawa. Yang paling parah, terutama untuk situasi
Indonesia, banyak orang korupsi: memakan hak orang lain untuk
memuaskan kepentingannya sendiri. Situasi-situasi ini tentu
menciptakan penderitaan yang mendalam bagi diri manusia. Orangterasing dari
lingkungannya, lalu stress, depresi, atau bunuh diri. Alam rusak, karena dihancurkan demi
kepentingan manusia-manusia rakus. Banyak orang hidup dalam kemiskinan, karena
hak-haknya diperkosa oleh para koruptor. Perang dan konflik mewarnai keseharian hidup manusia di
berbagai penjuru dunia.
Tentu saja, ini semua tak
bisa dibiarkan berlanjut.
Sebagai manusia, kita harus mengubah arahhidup kita. Taruhannya satu:
kehancuran kita semua sebagai manusia, atau kita segera berubah arah. Di tengah
kepungan berbagai tawaran informasi, baik di media cetak maupun media
elektronik, kata “arah” menjadi sesuatu yang amat berharga. Inilah memang salah satu paradoks
dunia abad 21, kita memiliki banyak informasi, tetapi tidak memiliki kemampuan
untuk mengolah informasi tersebut menjadi sebentuk pemahaman yang mendalam. Pendek kata, kita tahu
banyak, tetapi kita tetap bodoh. Tulisan pendek ini ingin
menawarkan sebentuk “arah” untuk membantu kita
menjalani hidup. Ketika menulis artikel pendek ini, saya teringat dua hal.
Pertama, argumentasi Danie Dennet di harian Guardian di
Inggris yang menyatakan, bahwa banyak hal dalam hidup kita adalah“sampah”, dan
kita harus segera berfokus pada hal-hal yang esensial, yang penting untuk hidup
kita. Alasannya sederhana: hidup manusia terlalu pendek
untuk “sampah-sampah” yang bertebaran di sekitarnya. Kedua, di dalam pembukaan
salah satu acara di Hochschule für Philosophie München, saya mendengar definisi yang menarik
dari pengantar Johannes Wallacher, rektor dari Hochschule tersebut, tentang
definisi filsafat, yakni sebagai ilmu yangmencari
dan menawarkan arah (Orientierungswissenschaft).
Panggilan Hati Kita
Menurut saya, pertanyaan tentang
“bagaimana kita harus hidup” adalah pertanyaan yang palingpenting, yang harus dipikirkan dan coba dijawab
terlebih dahulu. Setiap orang lahir di dunia ini membawa sesuatu dalam dirinya. Sesuatu itu adalah panggilan
hati. Biasanya, ini terlihat dalam bentuk bakat. Orang
yang terpanggil hatinya untuk menjadi penyanyi biasanya memiliki suara yang
indah untuk menyanyi. Orang yang terpanggil untuk menjadi atlit biasanya
memiliki bakat olah raga. Maka, langkah pertama adalah mengenali diri sendiri, apa panggilan hati kita,
dan apa bakat-bakat kita. Dengan pengetahuan ini, orang lalu bisa mengembangkan dirinya. Dengan kemampuan yang sudah
selalu ada di dalam dirinya, ia lalu bisa membantu orang
lain. Musisi bisa menyenagkan hati pendengarnya. Orang yang berbakat menjadi
guru bisa mencerahkan hati dan nurani murid-muridnya. Hanya dengan mengikuti
panggilan hatinya, orang bisa mendapatkan kepenuhan dalam
hidupnya, sekaligus memberikan kontribusi nyata
yang baik untuk masyarakatnya. Inilah yang, menurut saya, sebaiknya menjadi arah hidup setiap orang.
Kritis dan Kreatif
Dalam hidup, banyak informasi yang kita peroleh, apalagi
di awal abad 21 ini. Namun, tidaksemua informasi benar dan berguna untuk
perkembangan diri. Maka dari itu, kita perlu berpikir kritis, supaya tidak
hanya menjadi gudang informasi, tetapi juga mampu mengolah informasi tersebut menjadi pemahaman
dan kebijaksanaan. Dalam hal ini, sikap kritis bisa dipecah menjadi dua bagian, yakni kemampuan mengajukan pertanyaan atas beragam pandangan yang ada di
masyarakat, serta kemampuan untuk mempertimbangkan segala aspek yang ada, sebelum membuat
keputusan dalam kehidupan, baik keputusan pribadi maupun keputusan politis.
Namun, sikap kritis tidak hanya
ditujukan untuk keadaan di luar, tetapi juga kepada diri
kitasendiri. Artinya, kita harus terus berani mempertanyakan
diri kita sendiri. Kita tidak
boleh jatuhke
dalam sikap dogmatis, yakni sikap yakin mutlak pada satu pandangan, lalu
menolak untuk berubah. Sikap kritis terhadap diri sendiri inilah yang amat
dibutuhkan untuk melawan segala
bentuk kesempitan berpikir yang menjadi akar untuk fanatisme dan
fundamentalisme yang berujung pada kekerasan.
Sikap kritis juga harus dibarengi
dengan sikap kreatif. Artinya, sikap kritis juga harus ditujukan pada dorongan
untuk mencari
atau menciptakan alternatif.
Mempertanyakan tidak boleh berhenti pada pertanyaan, tetap juga usaha untuk
mencari alternatif lain, yang juga nantinya harus dipertanyakan kembali. Inilah lingkaran sikap kritis-kreatif yang amat
penting menjadi sikap hidup kita sekarang ini.
Cara Berpikir Kita
Manusia modern hidup dengan memakai alam dan manusia lain untuk
kepentingannya sendiri. Inilah yang saya sebut sebagai cara berpikir eksploitatif,
yakni cara berpikir yang melihat segala sesuatu semata sebagai alat untuk dipakai untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun emosional
kita sebagai manusia. Cara berpikir inilah yang melahirkan perbudakan manusia
dan pengrusakan alam atas nama pengumpulan keuntungan ekonomi, karena alam dan
manusia (yang biasanya berasal dari latar belakang sosial lain) dianggap
sebagai alat yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan kita. Cara berpikir ini
pula yang melahirkan kekosongan dalam
hidup manusia. Martin Heidegger dan Edmund
Husserl, filsuf Jerman abad 20, melakukan kritik tajam pada cara berpikir
eksploitatif ini, dan menawarkan alternatif, yakni cara berpikir yang “tenang
dan menghargai realitas” (die Gelassenheit).
Cara berpikir ini berusaha menghargai alam
dan manusia lain sebagai sesuatu yang bernilai pada
dirinya sendiri, dan bukan hanya nilai guna. Dengan kata lain, apresiasi menggantikan eksploitasi sebagai
cara berpikir. Dengan cara berpikir ini, orang bisa merasa bahagia, hidup cukup
secara emosional, dan menjalin hubungan yang bermakna dengan
lingkungan sekitar (alam dan manusia lain).
Melawan Klise
Di dalam hidup ini, kita dikepung
oleh pelbagai pandangan umum yang, walaupun terlibat benar, namun ternyata
salah dan tak bermakna. Saya menyebutnya sebagai cara pandangklise. Misalnya, orang Ambon (saya orang
Ambon) itu preman dan galak. Orang Batak itu (saya juga punya darah Batak) itu
kalau tidak supir angkot atau pengacara, atau bahwa segala sesuatu yang berasal
dari Eropa dan Amerika itu selalu lebih baik. Cara pandang inimengaburkan kita dari kenyataan yang sebenarnya. Suatu pandangan atau tindakan
dianggap sebagai klise, ketika itu dilakukan, namun tidak
bermakna, karena salah, dan, tambahan saya, membosankan.
Sayangnya, dunia politik dan bahkan pendidikan kita lebih banyak diwarnai oleh
klise, daripada oleh penelitian rasional. Menteri Pendidikan mendapat ilham
untuk mengubah kurikulum, ketika sedang berdoa (ini bisa didiagnosis sebagai
gangguan kejiwaan). Atau, presiden yang tidak tegas dan pengecut dianggap
sebagai pahlawan pejuang Hak-hak Asasi Manusia. Cara berpikir klise harusdibongkar oleh
pertanyaan kritis dan penelitian yang rasional.
Terlibat Aktif
Di dalam tradisi filsafat politik
yang sudah berusia lebih dari 2000 tahun, masyarakat dianggap sebagai hasil dari tindakan dan pikiran manusia.
Artinya, bentuk masyarakat itu bisa diubah sesuai dengan kehendak manusia,
terutama jika bentuk masyarakat itu tak cocok lagi
untuk menghadapi masalah-masalah yang ada. Namun, perubahan masyarakat tidak
datang dengan sendiri, melainkan dari keterlibatan aktif setiap anggota masyarakat.
Aristoteles, sekitar 2200 tahun yang lalu, sudah menegaskan, bahwa keterlibatan
politik akan membawa manusia padapemenuhan
dirinya sebagai mahluk
rasional sekaligus mahluk politis. Namun, juga amat penting bagi
kita untuk melihat hidup ini dengan cara pandang humor.Artinya,
kita harus mampu mengambil sisi lucu sekaligus ironis dari apa yang terjadi di sekitar kita.
Dengan kemampuan ini, orang bisa mempertahankan kewarasannya sebagai manusia, karena ia mampu
mengambil jarak, dan menertawakan hidupnya sendiri. Sikap semacam ini amat
penting, supaya kita tetap bisa bersikap kritis, tanpa pernah jatuh ke dalam keputusasaan
hidup.
Sikap humor dan ironis juga
membantu kita menjalin persahabatan dengan
orang lain. Persahabatan, termasuk juga dengan kekasih kita, menurut saya,
adalah sumber dari kebahagiaan hidup setiap orang.
Dengan sahabat, kita bisa melewati pelbagai masalah hidup dan berbagi
keberhasilan secara bermakna. Maka, penting bagi kita untuk
bersikap humor, tertawa, dan menjalin persahabatan dengan orang lain (satu atau
dua orang, tidak mungkin lebih) di dalam hidup ini.
Anti Korupsi
Salah satu hal terpenting dalam
hidup ini adalah membedakan ruang
pribadi (kehidupan dan hak milik pribadi kita) dan ruang bersama (kehidupan dan
segala sesuatu yang terkait dengan kehidupan banyak orang). Korupsi, pada hemat
saya, lahir dari ketidakmampuan membedakan milik pribadi dan milik
bersama, sehingga orang menggunakan milik bersama (atau bahkan milik orang
lain) untuk memenuhi kepentingan pribadinya. Kesadaran dan sikap anti korupsi
sangat penting untuk dikembangkan di dalam hidup kita. Jika tidak, hidup
bersama akan diwarnai kecurigaan, sikap tak peduli, kebencian, kemarahan, dan
berujung pada konflik ataupun perang. Pelbagai peristiwa sejarah sudah
menunjukkan hal ini, mulai dari keruntuhan Kekaisaran Romawi Kuno sampai perang
di Suriah sekarang ini. Dengan sikap dan kesadaran anti korupsi, orang bisa
membangun masyarakat yang beradab,di mana setiap orang bisa hidup
bahagia, karena punya kesempatan untuk mengembangkan diri dan keluarganya.
Sekali lagi, hidup ini pendek.
Maka, kita perlu untuk fokus mengembangkan hal-hal yangsungguh
penting dalam hidup ini
(panggilan hidup, persahabatan, anti-korupsi, dan sikap kritis-kreatif). Kita
perlu punya arah yang jelas, supaya hidup kita yang singkat ini
membahagiakan diri sekaligus lingkungan sekitar kita. Yang kita butuhkan
hanyalah keberanian
dan komitmenuntuk mewujudkan hal-hal yang sudah saya jabarkan di atas.
Atau, ada tambahan lainnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar