Mungkin anda pernah mendengar adanya manusia yang ‘kerasukan
makhluk halus ’ dan biasanya kita menghubungkannya dengan makhluk halus seperti
jin-setan.ciri khas dari orang yang kerasukan makhluk halus adalah hilangnya
sifat - karakter jiwa manusia,ia kehilangan karakter hati manusia, kehilangan
karakter akal,bahkan karena dunia inderawinya berada dalam kekuasaan sang
makhluk halus sehingga matanya tidak mengenali lagi orang orang yang biasa
dikenalinya dan telinganya juga tak bisa mendengar apa yang kita ucapkan
sebagaimana ketika ia tengah tersadar.
Dengan kata lain makhluk halus yang merasuk kedalam jiwa manusia
(dengan berbagai cara tentunya) menimbulkan semacam kerusakan yang
bertingkat-tingkat mulai dari ringan sampai parah,kerusakan ‘ringan’ (secara
kejiwaan) diantaranya adalah kebencian terhadap hal hal yang baik dan benar -
kebencian kepada hal hal yang bersangkutan dengan pembicaraan masalah
Tuhan-agama-keimanan-tidak mengenal hakikat diri sebagai manusia,yang lebih
parah adalah terjadinya kesurupan karena jiwa bagian dalam (ruhani) yang
kosong,dan kerusakan paling parah tentu saja bila seseorang sudah sampai pada
tingkatan menjadi orang gila karena ruhani dan akal yang sama sekali tidak
berfungsi.
Itulah makhluk bisa memasuki - menguasai serta mengendalikan
makhluk atau istilahnya ‘merasuki’,nah lalu mengapa Tuhan yang adalah pencipta
makhluk tidak bisa melakukan hal yang serupa maksudnya : masuk kedalam jiwa
manusia - menguasai dan mengendalikan makhluk ?
Bila manusia berada dalam penguasaan jin-saitan atau istilahnya
‘kerasukan’ maka apa yang terjadi pada manusia ? ia kehilangan kendali kontrol
atas dirinya dimana untuk sesaat ia berada dalam kendali sang makhluk halus,dan
karena tengah berada dalam kendali penuh sang makhluk halus maka perangkat
peralatan kesadaran kemanusiaan nya seperti akal dan hati menjadi tertutup
tidak berfungsi sama sekali,sehingga ia kehilangan kesadarannya sebagai manusia
dengan peralatan kesadaran yang biasa ia gunakan itu ,sehingga sebagai contoh :
ia tidak mengenali lagi siapa dirinya-teman temannya-keluarganya apalagi
membedakan antara benar dengan salah,baik dengan buruk.
Tuhan tentu telah ada dalam jiwa manusia sehingga Tuhan maha tahu
apapun yang kita fikirkan dan apapun yang terlintas dalam hati kita,dan bukan
berarti bila seseorang kerasukan makhluk halus berarti Tuhan tidak ada dalam
jiwa yang bersangkutan.
Nah istilah ‘Tuhan yang datang menguasai dan mengendali’ atau
‘merasuki’ jiwa manusia disini bukan berarti semula Tuhan tidak ada dalam jiwa
lalu masuk sehingga menjadi ada Tuhan dalam jiwa,tapi pengertian Tuhan
‘merasuki’ manusia adalah Tuhan yang mencharge jiwa dengan ‘ruh’ yang memberi
kekuatan lebih-memegang kendali atas jiwa manusia - mengambil alih dari lebih
dikuasai saitan dan hawa nafsu jahat-memberi ‘ruh’ yang memberi cahaya terang
kepada jiwa.
Nah bagaimana ketika Tuhan yang masuk ‘merasuk’ menguasai jiwa
manusia apakah efek yang ditimbulkan terhadap jiwa manusia juga serupa dengan
efek yang ditimbulkan oleh sang makhluk halus sehingga nurani dan akal manusia
menjadi gelap-tersisihkan ?
Karena akal dan hati adalah peralatan Ilahi yang Ia tanam sendiri
dalam jiwa manusia maka ketika Ia masuk ‘merasuk’- menguasai diri manusia maka
hati dan akal manusia itu tidaklah tersisihkan atau fungsinya tidaklah akan
menjadi lenyap,melainkan justru fungsinya akan menjadi lebih optimal.akal akan
menjadi lebih cerdas sebab akan menjadi mudah memahami suatu persoalan,sebab
‘ruh Ilahi’ yang ‘merasuki’ itu senantiasa disertai dengan ilham - intuisi yang
menerangi akal sehingga akal mudah memahami benar-salah,baik-buruk dari beragam
persoalan yang ditemui,lalu hati akan menjadi lebih peka terhadap segala suatu,misal
hati menjadi kaya oleh ‘ruh pengertian’ sehingga mudah memahami kebenaran
Ilahiah tanpa harus bertele tele - berumit-rumit memahaminya,(tidak
mengandalkan atau bersandar pada kekuatan ‘otak’ dalam menggumuli problem
kebenaran),lalu hatinya mudah jatuh belas kasihan serta mudah dalam memberi
rasa cinta kasih sayang kepada sesama yang membutuhkannya,sebab ‘ruh’ Ilahi
yang mencharge jiwa berisi ruh pengertian-kasih dan kekuatan.
Artinya seorang yang dimasuki atau ‘dirasuki’ ruh Ilahi justru
akan memiliki mata batin yang terang benderang sehingga ia mudah melihat
kebenaran diantara beragam kebatilan,atau mudah membedakan antara yang benar
dan yang salah,betapapun rumit dan kompleks nya problem kebenaran yang ia
hadapi.
Sebab sebagai contoh : ketika kita bergumul dengan dunia
filsafat-sains maka kita akan bergumul dengan beragam problematika kebenaran
yang teramat rumit-pelik dan serba kompleks,karena kerumitan itu sebenarnya
datang dari kacamata sudut pandang yang berbeda beda yang masing masing cenderung
ingin disebut sebagai ‘kebenaran’,nah dalam situasi seperti inilah kita
berharap datangnya ‘ruh Ilahi’ yang memperkuat dan menerangi sehingga peka kala
harus menemukan yang benar diantara yang salah,sebab faktanya dunia
filsafat-sains adalah dunia yang dipenuhi oleh yang benar dan yang salah,yang
baik dan yang buruk sehingga untuk bisa memilahnya benar benar membutuhkan
kekuatan tersendiri.
Dengan kata lain ketika Tuhan masuk ‘merasuk’ menguasai jiwa kita
justru fungsi dunia indera-akal dan hati tampil maksimal seperti peralatan
elektronik yang baru dicharger-tenaganya masih segar,jadi Tuhan masuk ‘merasuk’
kedalam jiwa untuk menghidupkan peralatan yang Ia tanam sendiri dalam jiwa
manusia sedang makhluk halus merasuk kedalam jiwa manusia untuk merusak peralatan
kemanusiaan yang ada dalam jiwa manusia.
Lalu bagaimana caranya agar kita ‘dirasuki ruh Ilahiah’ itu ?
Itulah harus ada sebab musabab tersendiri yang membuat ‘ruh
Ilahiah’ itu datang kedalam jiwa kita.dan itu sering terjadi misal,pada seorang
yang banyak didera oleh banyak persoalan dalam kehidupannya-atau banyak
bergumul dengan segala bentuk ujian-cobaan berupa penderitaan dan ia sangat
berharap kepada cahaya Ilahi yang menerangi hidupnya, atau pada seseorang yang
sangat mencintai kebenaran yang hidup ditengah masyarakat yang lebih suka
kepada segala bentuk kebatilan.
‘Ruh Ilahiah’ itu juga akan datang kepada orang orang yang lebih
cenderung kepada pasrah karena melihat adanya superioritas Ilahi yang diatas
manusia,ketimbang yang orientasi kepada superioritas kekuatan manusia.sebab
sebagaimana kita tahu filsafat-sains misalnya,itu begitu memberi godaan tersendiri
yang teramat sangat kuat bagi sebagian manusia untuk lebih bersandar pada
kekuatan atau ‘superioritas manusia’.
Dalam sejarah ada contoh seorang yang dimasuki atau diperkuat oleh
ruh Ilahiah yaitu nabi Isa al masih yang dalam kitab suci disebut sebagai
seorang yang diperkuat dengan ‘ruhul kudus’,dan dalam kitab suci selalu ada
ceritera tentang seseorang utusan Tuhan yang diperkuat oleh ‘ruh
Ilahiah’,sehingga ia memiliki kekuatan lebih,maksudnya kekuatan iman-kekuatan
yakin.
Hadits qudsy berikut juga menjadi cermin bagaimana seorang yang
dimasuki atau ‘dirasuki’ ‘ruh Ilahiah’:
“Ada sekelompok dari umat-Ku yang menghidupkan sunah-sunah
nabi-Ku. Maka jika mereka mendengar, mereka mendengar dengan telinga-Ku. Jika
mereka melihat, mereka melihat dengan mata-Ku. Jika mereka berbicara,
melangkah, dan berbuat mereka bersama-Ku.” (hadits Qudsy)
Artinya seorang yang
mencintai Tuhan-kebenaran Ilahiah maka ia bisa saja menggunakan fasilitas
‘telinga Tuhan’-‘mata Tuhan’ atau bahkan mungkin lebih jauh lagi ‘kacamata
Tuhan’,maksudnya adalah mata nya hanya tertarik pada melihat hal hal bermanfaat
untuk dilihat,telinganya hanya tertarik mendengar hal hal yang bermanfaat untuk
didengar dan kacamata pandangan nya mencerminkan pandangan pandangan yang
orientasi pada kebenaran Ilahiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar