-->

Senin, 04 Februari 2013

'Ruh Illahi' Datang Menyinari


Mungkin anda pernah mendengar adanya manusia yang ‘kerasukan makhluk halus ’ dan biasanya kita menghubungkannya dengan makhluk halus seperti jin-setan.ciri khas dari orang yang kerasukan makhluk halus adalah hilangnya sifat - karakter jiwa manusia,ia kehilangan karakter hati manusia, kehilangan karakter akal,bahkan karena dunia inderawinya berada dalam kekuasaan sang makhluk halus sehingga matanya tidak mengenali lagi orang orang yang biasa dikenalinya dan telinganya juga tak bisa mendengar apa yang kita ucapkan sebagaimana ketika ia tengah tersadar.
Dengan kata lain makhluk halus yang merasuk kedalam jiwa manusia (dengan berbagai cara tentunya) menimbulkan semacam kerusakan yang bertingkat-tingkat mulai dari ringan sampai parah,kerusakan ‘ringan’ (secara kejiwaan) diantaranya adalah kebencian terhadap hal hal yang baik dan benar - kebencian kepada hal hal yang bersangkutan dengan pembicaraan masalah Tuhan-agama-keimanan-tidak mengenal hakikat diri sebagai manusia,yang lebih parah adalah terjadinya kesurupan karena jiwa bagian dalam (ruhani) yang kosong,dan kerusakan paling parah tentu saja bila seseorang sudah sampai pada tingkatan menjadi orang gila karena ruhani dan akal yang sama sekali tidak berfungsi.
Itulah makhluk bisa memasuki - menguasai serta mengendalikan makhluk atau istilahnya ‘merasuki’,nah lalu mengapa Tuhan yang adalah pencipta makhluk tidak bisa melakukan hal yang serupa maksudnya : masuk kedalam jiwa manusia - menguasai dan mengendalikan makhluk ?
Bila manusia berada dalam penguasaan jin-saitan atau istilahnya ‘kerasukan’ maka apa yang terjadi pada manusia ? ia kehilangan kendali kontrol atas dirinya dimana untuk sesaat ia berada dalam kendali sang makhluk halus,dan karena tengah berada dalam kendali penuh sang makhluk halus maka perangkat peralatan kesadaran kemanusiaan nya seperti akal dan hati menjadi tertutup tidak berfungsi sama sekali,sehingga ia kehilangan kesadarannya sebagai manusia dengan peralatan kesadaran yang biasa ia gunakan itu ,sehingga sebagai contoh : ia tidak mengenali lagi siapa dirinya-teman temannya-keluarganya apalagi membedakan antara benar dengan salah,baik dengan buruk.
Tuhan tentu telah ada dalam jiwa manusia sehingga Tuhan maha tahu apapun yang kita fikirkan dan apapun yang terlintas dalam hati kita,dan bukan berarti bila seseorang kerasukan makhluk halus berarti Tuhan tidak ada dalam jiwa yang bersangkutan.
Nah istilah ‘Tuhan yang datang menguasai dan mengendali’ atau ‘merasuki’ jiwa manusia disini bukan berarti semula Tuhan tidak ada dalam jiwa lalu masuk sehingga menjadi ada Tuhan dalam jiwa,tapi  pengertian Tuhan ‘merasuki’ manusia adalah Tuhan yang mencharge jiwa dengan ‘ruh’ yang  memberi kekuatan lebih-memegang kendali atas jiwa manusia - mengambil alih dari lebih dikuasai saitan dan hawa nafsu jahat-memberi ‘ruh’ yang memberi cahaya terang kepada jiwa.
Nah bagaimana ketika Tuhan yang masuk ‘merasuk’ menguasai jiwa manusia apakah efek yang ditimbulkan terhadap jiwa manusia juga serupa dengan efek yang ditimbulkan oleh sang makhluk halus sehingga nurani dan akal manusia menjadi gelap-tersisihkan ?
Karena akal dan hati adalah peralatan Ilahi yang Ia tanam sendiri dalam jiwa manusia maka ketika Ia masuk ‘merasuk’- menguasai diri manusia maka hati dan akal manusia itu tidaklah tersisihkan atau fungsinya tidaklah akan menjadi lenyap,melainkan justru fungsinya akan menjadi lebih optimal.akal akan menjadi lebih cerdas sebab akan menjadi mudah memahami suatu persoalan,sebab ‘ruh Ilahi’ yang ‘merasuki’ itu senantiasa disertai dengan ilham - intuisi yang menerangi akal sehingga akal mudah memahami benar-salah,baik-buruk dari beragam persoalan yang ditemui,lalu hati akan menjadi lebih peka terhadap segala suatu,misal hati menjadi kaya oleh ‘ruh pengertian’ sehingga mudah memahami kebenaran Ilahiah tanpa harus bertele tele - berumit-rumit memahaminya,(tidak mengandalkan atau bersandar pada kekuatan ‘otak’ dalam menggumuli problem kebenaran),lalu hatinya mudah jatuh belas kasihan serta mudah dalam memberi rasa cinta kasih sayang kepada sesama yang membutuhkannya,sebab ‘ruh’ Ilahi yang mencharge jiwa berisi ruh pengertian-kasih dan kekuatan.
Artinya seorang yang dimasuki atau ‘dirasuki’ ruh Ilahi justru akan memiliki mata batin yang terang benderang sehingga ia mudah melihat kebenaran diantara beragam kebatilan,atau mudah membedakan antara yang benar dan yang salah,betapapun rumit dan kompleks nya problem kebenaran yang ia hadapi.
Sebab sebagai contoh : ketika kita bergumul dengan dunia filsafat-sains maka kita akan bergumul dengan beragam problematika kebenaran yang teramat rumit-pelik dan serba kompleks,karena kerumitan itu sebenarnya datang dari kacamata sudut pandang yang berbeda beda yang masing masing cenderung ingin disebut sebagai ‘kebenaran’,nah dalam situasi seperti inilah kita berharap datangnya ‘ruh Ilahi’ yang memperkuat dan menerangi sehingga peka kala harus menemukan yang benar diantara yang salah,sebab faktanya dunia filsafat-sains adalah dunia yang dipenuhi oleh yang benar dan yang salah,yang baik dan yang buruk sehingga untuk bisa memilahnya benar benar membutuhkan kekuatan tersendiri.
Dengan kata lain ketika Tuhan masuk ‘merasuk’ menguasai jiwa kita justru fungsi dunia indera-akal dan hati tampil maksimal seperti peralatan elektronik yang baru dicharger-tenaganya masih segar,jadi Tuhan masuk ‘merasuk’ kedalam jiwa untuk menghidupkan peralatan yang Ia tanam sendiri dalam jiwa manusia sedang makhluk halus merasuk kedalam jiwa manusia untuk merusak peralatan kemanusiaan yang ada dalam jiwa manusia.
Lalu bagaimana caranya agar kita ‘dirasuki ruh Ilahiah’ itu ?
Itulah harus ada sebab musabab tersendiri yang membuat ‘ruh Ilahiah’ itu datang kedalam jiwa kita.dan itu sering terjadi misal,pada seorang yang banyak didera oleh banyak persoalan dalam kehidupannya-atau banyak bergumul dengan segala bentuk ujian-cobaan berupa penderitaan dan ia sangat berharap kepada cahaya Ilahi yang menerangi hidupnya, atau pada seseorang yang sangat mencintai kebenaran yang hidup ditengah masyarakat yang lebih suka kepada segala bentuk kebatilan.
‘Ruh Ilahiah’ itu juga akan datang kepada orang orang yang lebih cenderung kepada pasrah karena melihat adanya superioritas Ilahi yang diatas manusia,ketimbang yang orientasi kepada superioritas kekuatan manusia.sebab sebagaimana kita tahu filsafat-sains misalnya,itu begitu memberi godaan tersendiri yang teramat sangat kuat bagi sebagian manusia untuk lebih bersandar pada kekuatan atau ‘superioritas manusia’.
Dalam sejarah ada contoh seorang yang dimasuki atau diperkuat oleh ruh Ilahiah yaitu nabi Isa al masih yang dalam kitab suci disebut sebagai seorang yang diperkuat dengan ‘ruhul kudus’,dan dalam kitab suci selalu ada ceritera tentang seseorang utusan Tuhan yang diperkuat oleh ‘ruh Ilahiah’,sehingga ia memiliki kekuatan lebih,maksudnya kekuatan iman-kekuatan yakin.
Hadits qudsy berikut juga menjadi cermin bagaimana seorang yang dimasuki atau ‘dirasuki’ ‘ruh Ilahiah’:
“Ada sekelompok dari umat-Ku yang menghidupkan sunah-sunah nabi-Ku. Maka jika mereka mendengar, mereka mendengar dengan telinga-Ku. Jika mereka melihat, mereka melihat dengan mata-Ku. Jika mereka berbicara, melangkah, dan berbuat mereka bersama-Ku.” (hadits Qudsy)
Artinya seorang yang mencintai Tuhan-kebenaran Ilahiah maka ia bisa saja menggunakan fasilitas ‘telinga Tuhan’-‘mata Tuhan’ atau bahkan mungkin lebih jauh lagi ‘kacamata Tuhan’,maksudnya adalah mata nya hanya tertarik pada melihat hal hal bermanfaat untuk dilihat,telinganya hanya tertarik mendengar hal hal yang bermanfaat untuk didengar dan kacamata pandangan nya mencerminkan pandangan pandangan yang orientasi pada kebenaran Ilahiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar